Di jaman sekarang ini, smartphone alias ponsel pintar mungkin akan sulit dilepaskan dari keseharianmu. Semua urusan, mulai dari pekerjaan hingga hiburan seringkali membutuhkan smartphone. Ketika punya waktu memeriksa isinya atau bahkan tanpa sengaja meninggalkannya di rumah, mungkin kamu akan merasa luar biasa gelisah.
Nah, apakah kegelisahanmu itu masih tergolong wajar? Ataukah rasa gelisah yang kamu rasakan sudah terlalu berlebihan? Mungkinkah kamu sebenarnya mengidap jenis fobia baru yang berhubungan dengan smartphone, yang disebut nomophobia?
Hal inilah yang akhirnya menyebabkan kita menjadi “ketergantungan” meski tanpa disadari. Ketika ponsel pintar tak ada dalam genggaman, komunikasi akan terhenti. Selain itu, banyak hal yang sebelumnya mudah menjadi lebih sulit dan tidak praktis. Pikirmu, bagaimana jika nanti butuh kontak atau nomor telepon orang-orang terdekat? Bagaimana ketika kamu butuh memeriksa email klien atau membayar tagihan ini itu? Apa jadinya pula jika kamu tak bisa update di media sosial selama beberapa waktu?
Menurut peneliti dari Iowa State University, Amerika, kecemasan karena tidak mengecek smartphone dalam beberapa menit sekali termasuk tanda-tanda dari nomophobia. Hal tersebut merupakan salah satu dari 20 item kuisioner yang digunakan untuk mengidentifikasi apakah seseorang termasuk pemilik sindrom nomophobia atau bukan. Selain gatal untuk mengecek smartphone tiap beberapa menit sekali, para penderita nomophobia juga takut jika telepon mereka kehabisan baterai.
Penelitian di Amerika bahkan menunjukkan hasil yang lebih mengejutkan, yakni sekitar 66 persen responden yang menunjukkan nomophobia. Tepatnya lebih tinggi 13% dari di Inggris. Tercatat, 2/3 dari orang Amerika tidur dengan ponsel disebelahnya, dan bahkan 50% diantaranya tidak pernah mematikan ponselnya. Lebih parah lagi, 34% dari korespondennya menjawab bahwa mereka menjawab telepon ditengah waktu personal bersama pasangannya lho.
Seperti yang sudah diulas di poin pertama, banyak orang memang sudah masuk dalam level sangat tergantung pada handphone. Sekali lagi, hal ini bisa terjadi meskipun kita tidak menyadarinya dan merasa apa yang kita lakukan itu wajar-wajar saja. Namun rasa takut atau gelisah yang berlebihan ketika smartphone tak ada dalam gengaman adalah jenis kelainan tersendiri.
Hal inilha yang seharusnya bisa membuat kita sadar. Bahwa kehidupan tidak sepatutnya bergantung pada sebuah benda saja. Toh kebutuhan mendapatkan informasi atau komunikasi dengan orang-orang yang disayangi tak hanya bisa dilakukan lewat telepon genggam saja. Masih banyak cara lain sekalipun boleh dibilang menggunakan smartphone tetaplah cara yang paling praktis.
Yang pasti, teknologi tentu diciptakan demi memudahkan kehidupan manusia. Namun, ketakutan dan kecemasan yang berlebihan justru akan membuat hidupmu sengsara.
Nah, apakah kegelisahanmu itu masih tergolong wajar? Ataukah rasa gelisah yang kamu rasakan sudah terlalu berlebihan? Mungkinkah kamu sebenarnya mengidap jenis fobia baru yang berhubungan dengan smartphone, yang disebut nomophobia?
Ponsel pintar membawa banyak kemudahan. Terbiasa menggunakannya membuat kita tak sadar mengalami ketergantungan.
Smartphone atau ponsel pintar adalah teknologi yang memudahkan manusia. Dari gadget yang sebesar genggaman tangan saja, berbagai kebutuhan kita sudah bisa terpenuhi olehnya. Selain tentu saja sebagai alat komunikasi, perkara membayar tagihan hingga soal hiburan pun bisa jadi mudah karenanya.Hal inilah yang akhirnya menyebabkan kita menjadi “ketergantungan” meski tanpa disadari. Ketika ponsel pintar tak ada dalam genggaman, komunikasi akan terhenti. Selain itu, banyak hal yang sebelumnya mudah menjadi lebih sulit dan tidak praktis. Pikirmu, bagaimana jika nanti butuh kontak atau nomor telepon orang-orang terdekat? Bagaimana ketika kamu butuh memeriksa email klien atau membayar tagihan ini itu? Apa jadinya pula jika kamu tak bisa update di media sosial selama beberapa waktu?
Merasa gelisah berlebihan itu tak wajar. Bisa jadi kamu memang mengidap nomophobia tanpa sadar.
Nomophobia sendiri adalah singkatan dari no mobile phobia, alias ketakutan atau kecemasan karena tidak memegang handphone, salah meletakkan, atau bahkan karena baterai handphone habis. Kasus nomophobia kabarnya memang tengah nge-trend akhir-akhir ini, dan umumnya banyak ditemukan pada siswa SMA maupun mahasiswa.Menurut peneliti dari Iowa State University, Amerika, kecemasan karena tidak mengecek smartphone dalam beberapa menit sekali termasuk tanda-tanda dari nomophobia. Hal tersebut merupakan salah satu dari 20 item kuisioner yang digunakan untuk mengidentifikasi apakah seseorang termasuk pemilik sindrom nomophobia atau bukan. Selain gatal untuk mengecek smartphone tiap beberapa menit sekali, para penderita nomophobia juga takut jika telepon mereka kehabisan baterai.
Di Inggris, nomophobia menjangkiti setidaknya 53% pengguna smartphone yang masih usia sekolah dan kuliah.
Di Inggris, penelitian tentang nomophobia sendiri sebetulnya pernah diangkat dan dilakukan pada tahun 2010 silam oleh lembaga pemerintah. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa 53% koresponden merasa cemas apabila ponselnya hilang, baterainya habis, atau tidak mendapatkan sinyal.Penelitian di Amerika bahkan menunjukkan hasil yang lebih mengejutkan, yakni sekitar 66 persen responden yang menunjukkan nomophobia. Tepatnya lebih tinggi 13% dari di Inggris. Tercatat, 2/3 dari orang Amerika tidur dengan ponsel disebelahnya, dan bahkan 50% diantaranya tidak pernah mematikan ponselnya. Lebih parah lagi, 34% dari korespondennya menjawab bahwa mereka menjawab telepon ditengah waktu personal bersama pasangannya lho.
Mengapa banyak orang takut ketika kehilangan akses dengan smartphone yang sudah akrab di genggaman mereka?
Penelitian dari Institut Iowa juga menunjukkan hasil yang didapat dari mensurvei 300 orang, bahwa ada 4 alasan mengapa seseorang bisa terkena nomophobia. Yakni takut akan kehilangan kemampuan berkomunikasi, takut kehilangan informasi, takut terputus hubungan dengan orang lain, dan takut hidup lebih rumit tanpa adanya telepon genggam.Seperti yang sudah diulas di poin pertama, banyak orang memang sudah masuk dalam level sangat tergantung pada handphone. Sekali lagi, hal ini bisa terjadi meskipun kita tidak menyadarinya dan merasa apa yang kita lakukan itu wajar-wajar saja. Namun rasa takut atau gelisah yang berlebihan ketika smartphone tak ada dalam gengaman adalah jenis kelainan tersendiri.
Teknologi hadir sepaket dengan efek positif dan negatif dibaliknya. Pastikan kamu menggunakan smartphone-mu dengan bijaksana.
Ketergantungan pada smartphone bisa jadi berbahaya. Merasa panik atau gelisah berlebihan tentu tidak akan membuat kita merasa nyaman. Apalagi ketika kita mulai menggantungkan hidup pada benda mati sebesar genggaman tangan. Tak jarang karenanya kita justru mengabaikan teman dan keluarga yang ada di sekitar kita.Hal inilha yang seharusnya bisa membuat kita sadar. Bahwa kehidupan tidak sepatutnya bergantung pada sebuah benda saja. Toh kebutuhan mendapatkan informasi atau komunikasi dengan orang-orang yang disayangi tak hanya bisa dilakukan lewat telepon genggam saja. Masih banyak cara lain sekalipun boleh dibilang menggunakan smartphone tetaplah cara yang paling praktis.
Yang pasti, teknologi tentu diciptakan demi memudahkan kehidupan manusia. Namun, ketakutan dan kecemasan yang berlebihan justru akan membuat hidupmu sengsara.
0 Response to "Ketika Jauh Dari Smartphone Membuatmu Gelisah, Mungkin Kamu Mengidap Nomophobia!"
Post a Comment